well.
sebenernya aku iri sama anak lain yang sering di kunjungi sama ortu.
Atau paling nggak deket sama ortu.
Kesibukan ortu yang akhirnya memaksaku buat merasakan jadi anak rantau yang ga pernah dikunjungi, jarang di telepon itu udah biasa.
Sampai waktu ospek pun, yang lain ditungguin, aku ga ada yang nungguin.
Udah nangis-nangis sendiri, ngerjakan tugas sendiri, nyiapin tugas ospek sendiri. Bah!
Sampai saat ini pun, aku lagi sakit ya sakit-sakit sendiri. Nangis sendiri dah di kamar.
Gak pernah gitu kalo nganter aku, sempetin semalam atau dua malam nginep di kos.
Gini ini, aku bingung apa yang harus aku lakuin waktu sakit.
Aku ga mau nyusahin sodara yang di Malang.
Tapi suatu saat, ayah pernah bilang "bahwa nahkoda yang hebat lahir dari laut yang buas"
Maka aku mengerti maksud ayah itu.
Aku cuma bisa menangis.
Benar, hidup ini tak segampang yang dikira.
Ayah mengawasi dari jauh tanpa harus membuatku merasa nyaman karena terus diperhatikan.
Ayah sayang padaku, tapi tak ingin membuatku terlena dengan segala fasilitas yang diberikan
Karena nantinya aku akan semakin dewasa.
Hidup sendiri dengan berbagai rintangan.
Dan manja bukan lagi saat yang tepat untuk anak 18 tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar